DPW LDII Provinsi Jambi Website Resmi DPW LDII Provinsi Jambi
Jambi (28/5). Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Jambi turut serta dalam pengamatan hilal awal Dzulhijjah 1446 H, baik secara kolaboratif dengan Tim Rukyatul Hilal Kemenag Provinsi Jambi maupun secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menentukan awal bulan Dzulhijjah, yang menjadi acuan pelaksanaan Idul Adha.
LDII Jambi berpartisipasi aktif dalam pengamatan hilal yang digelar di rooftop MTsN 2 Kota Jambi, bersama sejumlah pihak terkait. Hadir dalam kesempatan tersebut Kakanwil Kemenag Provinsi Jambi, perwakilan Pengadilan Agama, akademisi UIN STS Jambi, BMKG Provinsi Jambi, serta pelajar setempat.
LDII diwakili oleh Wakil Ketua DPW LDII Jambi, H. Achiyar Rosidi, S.Sy., Sekretaris H. Mansur, SH, MM., serta pemuda LDII Rihan Fata Illiyyin. Meskipun hilal secara astronomis telah wujud, tim tidak berhasil melihatnya karena ufuk tertutup awan tebal.
Hal ini diperkuat oleh kesaksian Tasnim Rahman Fitrah, S.Sy., MHI., Dosen UIN STS Jambi, dalam sidang di Pengadilan Agama. “Memang benar hilal telah wujud, namun kami tidak dapat melihatnya karena bagian ufuk tertutup awan tebal,” ujarnya.
Selain bergabung dengan tim resmi, LDII Jambi juga melakukan pengamatan secara mandiri dari rooftop gedung DPW LDII di Kelurahan Wijaya Pura, Jambi Selatan. Hasilnya serupa: hilal tidak terlihat akibat posisi bulan yang masih rendah (sekitar 2°6’33”) dan tertutup awan tebal di ufuk barat.
Ketua Tim Rukyatul Hilal LDII Jambi, Qurrota Akyun menjelaskan, “Meski cuaca di Kota Jambi cerah, gumpalan awan tebal menghalangi pandangan. Ini sesuai dengan laporan tim Kemenag bahwa hilal tidak teramati,” terangnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan sidang itsbat, LDII Jambi menyatakan mengikuti keputusan pemerintah. Dengan demikian, 1 Dzulhijjah 1446 H ditetapkan jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025, dan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1446 H bertepatan dengan Jumat, 6 Juni 2025.
Kegiatan ini menegaskan komitmen LDII dalam mendukung proses penetapan hari besar Islam secara ilmiah dan syar’i, sekaligus memperkuat sinergi dengan lembaga pemerintah dan akademisi.