Merangin (22/2). Menyambut Ramadan 1445 H, Ketua DPD LDII Merangin, Sofyan, bersama pengurus LDII Merangin dan DPW LDII Jambi mengunjungi Pondok Pesantren Fahimul Quran pimpinan Ustadz Hermanto S.Q., M.A. Kunjungan silaturahmi ini sekaligus bertujuan memperkuat hubungan dengan Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Merangin, yang juga dipegang oleh Ustadz Hermanto. Acara digelar di Aula Pondok Pesantren Fahimul Quran, Desa Sei Ulak, Kecamatan Nalo Tantan, Sabtu (22/2).
Sofyan menegaskan peran organisasi Islam sebagai garda terdepan dalam kemaslahatan umat. “Komunikasi antar-ormas Islam, termasuk LDII dan pondok pesantren, harus terus dijalin,” ujarnya. Pernyataan ini disambut positif Ustadz Hermanto yang menekankan pentingnya kolaborasi untuk menyatukan visi membangun umat Islam di Merangin.
Turut hadir sejumlah tokoh, antara lain Dr. H. Wilnan Fatahillah, S.H.I., M.H., M.M. (Anggota Departemen Pendidikan Keagamaan dan Dakwah DPP LDII), H. Achiyar Rosidi, S.Sy. (Wakil Ketua DPW LDII Jambi), Ali Mustofa, S.H. (Ketua Biro Hubungan Antar Lembaga DPW LDII Jambi), Sekretaris LDII Merangin Sobani, serta Ustadz Wiji Handoyo, S.Pd. (Kepala Sekolah Ponpes Miftahul Huda Mentawak). Dr. Ahmad Ali MD, cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) yang tengah melakukan riset di Merangin, juga turut mendampingi.
Dalam dialog tersebut, kedua pihak bertukar gagasan tentang strategi penguatan pendidikan keagamaan dan program kolaboratif. Ustadz Hermanto mengapresiasi kunjungan ini: “Terima kasih atas silaturahmi ini. Semoga menjadi pintu terbuka untuk sinergi lebih lanjut,” katanya. Sofyan pun menutup pertemuan dengan harapan: “Ke depan, LDII Merangin dan Ponpes Fahimul Quran akan melahirkan terobosan bersama untuk kemajuan umat.”
Silaturahmi ini bukan sekadar kunjungan formal, melainkan ikhtiar nyata membangun jembatan antar-institusi keagamaan. Di tengah gegap gempita menyambut Ramadan, kolaborasi LDII Merangin dan Ponpes Fahimul Quran menjadi bukti bahwa persatuan umat Islam bisa diwujudkan melalui dialog dan aksi konkret. Melalui sinergi seperti ini, nilai-nilai kebajikan dan edukasi keagamaan diharapkan semakin mengakar di masyarakat, tidak hanya di bulan suci, tetapi juga untuk keberlanjutan pembangunan moral generasi mendatang.