Kerinci (9/3). Penggerak Pembina Generus (PPG) PC LDII Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, menggelar Pengajian Generus Cabe Rawit se-Kecamatan Kayu Aro di Masjid Baitul Hikmah, Desa Mekar Jaya. Kegiatan yang diikuti puluhan anak usia PAUD/TK hingga kelas 6 SD dari lima Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) ini dirancang untuk menyajikan pembelajaran agama sesuai tahap perkembangan usia, sekaligus menjawab tantangan minimnya kualitas pengajaran di kelas kecil.
Koordinator PPG Kayu Aro, Yogi, mengungkapkan bahwa program ini lahir dari keprihatinan terhadap metode pembelajaran di TPA yang belum terstruktur. “Jumlah generus di tiap TPA terbatas, sehingga materi seringkali disamaratakan tanpa mempertimbangkan jenjang usia. Melalui pengajian gabungan ini, kami bisa menyediakan kurikulum yang lebih tepat guna,” jelasnya.
Yogi menambahkan, ide ini sebenarnya telah digagas sejak kepengurusan PPG sebelumnya. “Butuh waktu untuk menyusun strategi dan menyatukan visi antar-TPA. Alhamdulillah, tahun ini kami akhirnya bisa mewujudkannya sebagai bentuk kontinuitas perjuangan para pendahulu,” ujarnya.
Dukungan kuat datang dari Dewan Penasihat PC LDII Kecamatan Kayu Aro, Ratmojo. “Program ini bukan sekadar kumpul-kumpul. Interaksi antar generus dari berbagai TPA menciptakan dinamika belajar yang hidup. Mereka saling menginspirasi, sambil tetap fokus pada tujuan utama: membentuk akhlak Qur’ani sejak dini,” tegas Ratmojo.
Kelas dibagi berdasarkan kelompok usia dengan materi yang disesuaikan, mulai dari hafalan surat pendek untuk PAUD hingga praktik wudu dan sholat berjamaah untuk kelas 4-6 SD. Metode pembelajaran dikemas interaktif melalui dongeng islami, permainan edukatif agar mudah diterima peserta.
Salah satu orang tua, Siti (32), mengapresiasi inovasi ini. “Anak saya sekarang lebih semangat berangkat pengajian. Katanya, belajar sama teman baru itu seru seperti piknik ilmu,” ujarnya. Antusiasme serupa terlihat dari meningkatnya kehadiran generus hingga 40% dibandingkan pertemuan biasa di TPA.
Program yang digelar setiap Kamis ini telah menjadwalkan rangkaian tema menarik hingga akhir 2025, termasuk lomba kaligrafi mini dan pentas seni islami. “Kami berharap kolaborasi antar-TPA ini bisa menjadi model penguatan pendidikan agama berbasis komunitas,” tambah Yogi.
Saat senja menyapa Masjid Baitul Hikmah, riuh rendah tawa generus cabe rawit mengalun harmonis dengan lantunan ayat suci. Di antara mereka, ada Alika (6 tahun) yang dengan bangga menunjukkan hafalan Al-Fatihah-nya, dan Fajar (10 tahun) yang tekun mencontoh gerakan sholat. Bak kuntum bunga di lereng Gunung Kerinci, program PPG ini tak hanya menanam benih iman, tetapi juga menyiraminya dengan kegembiraan—sebab, masa depan umat yang cerdas dan berakhlak, dimulai dari senyum tulus anak-anak yang bermain sambil belajar.(yes)