Ketum DPP LDII: Muhasabah di Tahun Baru untuk Kehidupan Bernegara yang Lebih Baik

Surabaya (31/12). Perjalanan bangsa pada 2026 mencapai usia 81 tahun. Sebagai sebuah negara, Indonesia mengalami dinamika dalam negeri dan global, yang membutuhkan perbaikan terus-menerus agar sesuai dengan cita-cita berdirinya negara-bangsa Indonesia. Untuk itu, pemerintah dan rakyat Indonesia harus terus muhasabah, salah satunya di pergantian tahun. Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menyampaikan pesan tersebut, dalam momentum menyambut pergantian tahun 2026.

 

Menurutnya sebagai negara demokrasi berpenduduk mayoritas muslim, Indonesia juga berhadapan dengan residu demokrasi, yakni hadirnya kelompok-kelompok kepentingan. Dalam demokrasi, sangat memungkinkan sekelompok kecil orang menguasai sebagian besar masyarakat dan sumberdaya melalui praktik oligopoli. Atau mereka yang bermodal raksasa menjadi oligarki mendukung penguasa lokal.

 

“Sebagai negara demokrasi kita tidak menafikkan hal-hal itu, sebagai contoh Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Rusia maju karena tumbuh suburnya konglomerasi. Namun, pemerintah yang kuat dan mengedepankan keadilan sosial dan kesejahteraan umum mampu membawa negara menjadi superior, bukan mengalah kepada investor,” tegasnya.

 

Dalam pandangan KH Chriswanto, pemerintah mendapat pekerjaan rumah besar dengan persoalan lingkungan yang rusak karena investasi serampangan. Data Kementrian Kehutanan RI tahun 2024, deforestasi mencapai 175.000 hektar. Hutan Indonesia yang tersisa seluas 95,5 juta hektar. Ancaman tidak langsung tetap ada akibat ekspansi penanaman sawit, pengeloaan tambang dan kebakaran hutan.

 

Untuk itu, ia mengajak segenap bangsa Indonesia muhasabah pencapaian Indonesia. Agar cita-cita mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur serta mencerdaskan kehidupan bangsa – sebagaimana pembukaan UUD 1945 — bisa terwujud. Ia juga mengingatkan peradaban besar yang lenyap, seperti seperti Mesopotamia (Sumeria, Babilonia), Mesir Kuno, Lembah Indus, Tiongkok Kuno, Yunani Kuno, Romawi Kuno, dan Persia.

 

“Peradaban besar itu memiliki teknologi canggih melampaui zamannya, yang tidak dipunyai bangsa-bangsa lain yang sezaman. Tapi persoalan kemerosotan moral menjadi pemicu kehancuran peradaban, dan saat ini hanya menyisakan bangunan-bangunan sebagai pengingat dan pelajaran,” tegasnya.

 

Menurutnya, berbagai problematika kebangsaan itu, akan dibahas dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) X LDII, yang akan diadakan pada pertengahan 2026, “Kami akan menggodok berbagai masukan untuk pemerintah, terkait persoalan-persoalan kekinian, yang solusinya akan kami tuangkan dalam program kerja dan rekomendasi,” tutur KH Chriswanto.

 

Selain itu, KH Chriswanto mengatakan bahwa LDII belajar dari sejarah itu, kemudian mendorong untuk secara serius dan masif mengadakan pembinaan pada generasi muda. Tujuannya agar generasi muda menjadi bagian dari upaya membangun peradaban yang bermoral. Langkah kecil ini, diharapkan memiliki dampak yang besar saat Indonesia menyambut Indonesia Emas 2045.

 

Berbagai upaya dan langkah telah dilakukan, salah satunya mengadakan Pengajian Akhir Tahun. Kegiatan ini sudah dimulai sejak pertengahan 1990-an, atas inisiasi Dewan Penasehat DPP LDII dan para ulama. “LDII setiap akhir tahun mengadakan pengajian di majelis-majelis taklim, musholla, masjid dan pesantren. Para generasi muda diajak beraktifitas bersama dengan mengaji, berdiskusi, nasehat, menampilkan drama, pencak silat dan sejenisnya. Bahkan untuk tahun ini kami mengimbau agar para generus untuk juga menanam pohon di sekitar lokasi pengajian masing-masing,” ujar Chriswanto.

 

Melalui Pengajian Akhir Tahun, LDII berharap para generasi muda LDII lebih terjaga dan tidak terpengaruh kegiatan yang maksiat, hura-hura, konsumtif dan hedonik. Pengajian Akhir Tahun bertujuan untuk menjaga pergaulan para remaja dan memperkuat karakter sebagai generasi yang berbudi pekerti luhur, memiliki kepahaman agama, dan mandiri.

 

“Kami mengajak para ulama, pamong, guru, muballigh-muballighot dan orangtua untuk mendorong generasi muda melaksanakan kegiatan positif dan menghadiri Pengajian Akhir Tahun. Sesungguhnya ini merupakan langkah memperkuat nilai-nilai moral generasi penerus bangsa, agar mereka dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT,” tegasnya KH Chriswanto.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *