Gelorakan Kolaborasi, LDII Mekar Jaya Undang Ibu-Ibu Bahas Strategi Pembinaan Generasi Muda

Kerinci (7/12). Membangun generasi muda yang berakhlak mulia memerlukan sinergi yang kuat antara para pengajar, pengurus masjid, dan orang tua. Prinsip inilah yang mendasari kegiatan ‘Sharing Session’ yang digelar Pimpinan Anak Cabang (PAC) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Desa Mekar Jaya bersama Ibu-Ibu Masjid Baitul Hikmah, Jumat (5/12) lalu. Pertemuan hangat tersebut secara khusus membahas upaya intensifikasi pembinaan bagi generus atau generasi penerus (Generus) di semua jenjang usia.

Kegiatan yang dihadiri puluhan ibu-ibu, khususnya yang memiliki anak-anak tergabung dalam Generus, turut menghadirkan tiga koordinator kunci: Koordinator Generus Caberawit (Usia PAUD-SD) Yogi Eka, Koordinator Generus Pra-Remaja dan Remaja (Usia SMP-SMA) Lian, serta Koordinator Generus Muda-Mudi (Usia Mahasiswa keatas) Yandi. Kehadiran mereka membuka ruang dialog langsung antara pengelola program dengan pihak yang paling dekat dengan anak-anak, yaitu orang tua.

Ustaz Wawan, selaku Dewan Penasihat LDII Mekar Jaya, membuka sesi dengan menekankan semangat gotong royong. Ia membuat atmosfer diskusi yang terbuka dan konstruktif. Pihaknya juga berharap pendekatan baru yang meninggalkan budaya saling menyalahkan, beralih kepada kolaborasi aktif.

“Kita di sini tidak saling mencari kesalahan ataupun unggul-unggulan. Tapi kita saling bekerja sama mencari solusi agar anak-anak kita lancar ngajinya. Yang sudah berlalu tidak perlu dipermasalahkan, kita fokus untuk pembinaan generus kedepannya,” harapnya.

Sharing session berjalan interaktif dengan banyak ibu-ibu yang menyampaikan pengamatan dan kendala yang dihadapi anak-anak mereka. Namun, sorotan utama datang dari penyampaian data evaluasi oleh salah satu pengajar inti. Ustazah Nurul, Guru Pengajar TPA Baitul Hikmah, memaparkan temuan yang perlu menjadi perhatian bersama.

“Dari hasil yang sudah saya catat selama satu bulan ke belakang, masih banyak anak-anak kita yang belum tertib kehadirannya, juga pemahaman tentang materi pengajian masih belum mencapai tingkat lulus,” ungkapnya dengan nada prihatin namun penuh harap.

Lebih lanjut, Ustazah Nurul menekankan bahwa peran orang tua adalah kunci penentu. Ia pun berharap besar pada orang tua agar aktif mengingatkan anaknya saat jam pengajian. Ajakan ini menegaskan bahwa pendidikan agama tidak boleh berhenti di pintu masjid, tetapi harus berlanjut dan didiskusikan dalam keseharian di rumah.

“Maka dari itu, saya meminta orang tua juga ikut berperan aktif dalam mengingatkan anaknya ketika waktu pengajian dimulai dan meluangkan waktu untuk menyimak materi pengajian anaknya ketika di rumah,” tuturnya.

Melalui forum ini, teridentifikasi beberapa rencana aksi konkret, seperti pembuatan grup komunikasi yang lebih efektif antara koordinator dan orang tua, serta penyegaran metode pengajaran yang lebih menarik bagi generasi digital. PAC Mekar Jaya berkomitmen untuk terus memfasilitasi pertemuan serupa sebagai bentuk evaluasi berkelanjutan.

Harapannya, dengan jembatan komunikasi yang kini terbangun lebih kokoh, pembinaan generus di Desa Mekar Jaya dapat berjalan lebih intensif, terukur, dan menyentuh hati. Tujuannya tidak hanya menciptakan generasi yang paham agama, tetapi juga yang mampu menginternalisasi dan mempraktikkan 29 karakter luhur dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi teladan sejati di tengah tantangan zaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *