Semangat Tak Pudar! Lansia LDII Kota Jambi Antusias Ikuti Pengajian Khusus, Dapat Panduan Amalan Berkualitas

Kota Jambi (18/5). DPD LDII Kota Jambi menggelar pengajian khusus bagi warga lanjut usia (lansia) dengan antusiasme tinggi. Kegiatan yang bertempat di Masjid Darussalam, Kelurahan Kenali Bawah, Kecamatan Kota Baru, ini dihadiri puluhan peserta yang bersemangat mendengarkan tausiyah meski telah berusia senja.

H. Achiyar Rosidi, pemateri pertama, mengkaji QS. Ar-Rum ayat 45-47, mengingatkan tentang kuasa Allah dalam penciptaan manusia, selain itu, peserta juga diajak merenungi nikmat usia lanjut sebagai kesempatan beramal shaleh.

“Manusia asalnya lemah, lalu dikuatkan, dan akhirnya kembali lemah. Mati manfaatkan sisa umur yang panjang untuk mengisi dengan kebaikan,” terangnya.

Pemateri kedua, Ustaz Zainal, memberikan panduan praktis berdzikir, dengan mengkajikan buku saku doa-doa harian. “Di usia lanjut, carilah amalan ringan tapi berpahala besar, seperti memperbanyak dzikir. Ini adalah ibadah mudah dengan ganjaran luar biasa,” ujarnya. Peserta pun diajak mempraktikkan dzikir harian yang bisa dilakukan kapan saja.

KH. Nur Hamid Hadi, Ketua Dewan Penasihat DPW LDII Provinsi Jambi, menutup acara dengan wejangan berharga. Menurutnya tidak semua orang diberi umur panjang dan dalam keadaan sehat sampai usia lanjut.

“Bersyukurlah bisa mencapai usia lanjut. Isilah dengan aktivitas yang sehat, menambah pahala, menghasilkan rezeki, dan bermanfaat bagi sesama,” pesannya.

Beliau juga mengingatkan konsep hidup di tengah masyarakat yang usianya rata-rata di bawah lansia, yaitu “tutur, uwur, sembur” sebagai pegangan hidup di masa tua.

Turut hadir dalam acara ini Dewan Penasihat DPD LDII Kota Jambi, H. Sukat, yang menyambut gembira partisipasi aktif para lansia.

Acara ini membuktikan bahwa semangat beribadah tak kenal batas usia. Para lansia LDII Kota Jambi menunjukkan bahwa masa senja bukanlah penghalang untuk tetap produktif dalam ketaatan. Dengan panduan amalan praktis dan motivasi spiritual, mereka siap menjadikan sisa hidup lebih bermakna—membuktikan bahwa “tua itu pasti, bijak itu pilihan”.