Mandi Angin (12/5). DPD LDII Kabupaten Sarolangun melalui Bidang Pendidikan dan Dakwah kembali menggelar pengajian khusus guru ngaji se-Kabupaten Sarolangun. Kegiatan dua hari (10-11 Mei) ini fokus pada pendalaman Kitab Thoharoh (kesucian), digelar di Masjid Al-Furqon PC LDII Mandi Angin Kabupaten Sarolangun, dengan 35 peserta lintas kecamatan, termasuk perwakilan PC LDII Singkut.
Dua dewan guru, Ustaz Hariyono dan Ustaz Sugeng, bertindak sebagai pemateri. Saat dihubungi Bidang KIM (komunikasi, informasi,dan media) DPD LDII Sarolangun, Hariyono menyampaikan, “Target kami, materi tuntas dalam dua hari agar bulan depan bisa beralih ke topik baru,” terangnya.
Lokasi pengajian sengaja digilir untuk menjaga kesegaran peserta. “Mandi Angin jadi tuan rumah bulan ini,” tambah Hariyono.
Hariyono berharap para guru ngaji sebagai ujung tombak dakwah mampu menyerap materi secara utuh. “Ilmu ini harus disampaikan kembali ke PC/PAC masing-masing dengan sempurna,” pesannya.
Saat sesi penutupan, Ia juga membuka sesi tanya jawab intensif, agar semua materi yang disampaikan bisa diterima secara utuh oleh semua peserta.
“Jika ada yang belum jelas, langsung diskusikan agar tak ada ganjalan usai pulang, dan bisa segera disampaikan pada warga LDII di wilayahnya masing-masing,” jelasnya.
Agung Mulia Saputra, Pengurus Bidang Pendidikan dan Dakwah LDII, menekankan pentingnya kualitas ilmu dan karakter guru ngaji. “Dengan karakter baik, dan ilmu yang mumpuni, kita akan diterima dengan baik di man pun,” tegas Agung.
Antusiasme terlihat dari Faqih, peserta perwakilan PC LDII Singkut. Menurutnya materi yang disampaikan sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari sehingga bisa langsung dipraktekkan oleh setiap peserta.
“Kami sangat antusias, apalagi dengan lokasi yang berubah. Semoga ilmu yang menyinggung ibadah keseharian ini bisa kami praktikkan langsung di komunitas,” ujarnya bersemangat.
Pengajian ini bukan sekadar transfer ilmu, tapi bukti komitmen LDII Sarolangun dalam mencetak guru ngaji yang unggul secara keilmuan. Dengan strategi lokasi bergilir dan materi terstruktur, semangat learning by doing terus dikobarkan, karena dakwah yang efektif berawal dari pemahaman yang utuh.