
Kerinci (11/12). Dalam upaya memperkuat kerukunan dan merawat kedamaian di tengah masyarakat yang majemuk, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kerinci menggelar dialog strategis yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Kegiatan yang mengusung semangat “Merangkul Perbedaan, Meneguhkan Persatuan” ini menegaskan komitmen kolektif untuk menjaga harmoni sosial sebagai pondasi pembangunan.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kerinci, Redi Asri, S.H., M.H., dalam sambutan pembukaannya menekankan peran sentral FKUB. “Di Kabupaten Kerinci yang merupakan miniatur Indonesia dengan beragam suku dan etnis, FKUB tidak hanya menjadi wadah komunikasi, tetapi lebih dari itu, sebagai garda terdepan dalam mencegah potensi konflik,” ujarnya.
Redi menambahkan, FKUB adalah mitra strategis pemerintah daerah dalam membangun kehidupan beragama yang harmonis melalui dialog, mediasi, dan pemberian rekomendasi kebijakan, termasuk terkait pendirian rumah ibadah.

Dialog ini menghadirkan pemateri dari berbagai institusi untuk memperkaya perspektif. M. Haris Fitri, SH., perwakilan Intelijen Kejaksaan Negeri Sungai Penuh, memaparkan peran preventif lembaganya. Sinergi dengan FKUB, menurutnya, merupakan kunci dalam menciptakan respons yang terkoordinasi dan menjaga stabilitas.
“Fungsi intelijen kejaksaan, salah satunya melalui koordinasi Tim PAKEM, berfokus pada deteksi dini dan penyediaan informasi untuk mencegah potensi gangguan kerukunan, khususnya yang berkaitan dengan isu sensitif seperti SARA,” jelas Haris.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kerinci, H. Pahrizal, S.Ag., MM., menyatakan Kemenag berperan sebagai penggerak moderasi beragama. Dalam bingkai merangkul perbedaan, Kemenag berkomitmen menjadi penjaga harmoni dan mitra utama FKUB.

“Langkah-langkah pembinaan, mediasi, dan program strategis lainnya kami optimalkan untuk memastikan kehidupan umat beragama di Kerinci berjalan rukun dan saling menghargai,” paparnya.
Ketua FKUB Kabupaten Kerinci, Dr. Hadi Candra, M.Pd., dalam paparannya menegaskan pentingnya pendekatan inklusif. Menurutnya, FKUB hadir sebagai jembatan yang menautkan semua pihak.
“Peran kami adalah memastikan setiap umat beragama merasa aman, dihargai, dan dilibatkan. Pendekatan kolaboratif dan responsif terhadap dinamika sosial mutlak diperlukan untuk mendeteksi potensi konflik sejak dini dan memberikan rekomendasi yang tepat,” ujar Hadi.

Kegiatan yang dihadiri oleh berbagai tokoh agama dan masyarakat ini mendapatkan apresiasi positif. Salah satu peserta, Tokoh LDII Kayu Aro, Ustaz Ahmad Sobri, yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyidin dan Anggota FKUB, menyatakan.
“Kami merasa kegiatan dialog seperti ini sangat bermanfaat. Ini adalah wadah silaturahmi yang konkret, mampu memperkuat nilai toleransi, serta mendorong terciptanya lingkungan yang damai dan harmonis di Kabupaten Kerinci,” jelas pria yang murah senyum itu.
Acara ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga penegasan komitmen bersama untuk terus bersinergi. Melalui komunikasi yang intensif dan langkah-langkah preventif yang terukur, FKUB Kabupaten Kerinci bersama seluruh elemen pemerintah dan masyarakat bertekad menjadikan kerukunan bukan sekadar slogan, melainkan realitas hidup yang dinikmati oleh seluruh warga di Bumi Sakti Kerinci.
DPW LDII Provinsi Jambi Website Resmi DPW LDII Provinsi Jambi