DPW LDII Provinsi Jambi Website Resmi DPW LDII Provinsi Jambi
Kota Jambi (30/11). Suasana hangat dan penuh syukur mewarnai acara Khataman Al-Hadits Kitab Thoharoh yang digelar Pimpinan Anak Cabang (PAC) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Jambi Selatan. Acara yang berlangsung di Masjid Al-Barokah pada Kamis (27/11) lalu ini menjadi puncak dari proses panjang pengkajian fikih bersuci yang telah berjalan selama lima bulan.
Kegiatan ini tidak hanya sekadar seremoni, melainkan sebuah penegasan atas komitmen LDII dalam mendalami ilmu agama. Hadir sebagai pemateri, Ustaz Nanang Nurhida, S.Pd., dari Biro Pendidikan Keagamaan dan Dakwah DPW LDII Provinsi Jambi, yang membahas bab penutup mengenai nifas.
“Batas akhir perempuan dikatakan nifas adalah 40 hari. Jika melebihi batas tersebut, maka wajib untuk mengerjakan shalat. Memahami ilmu ini adalah bagian dari menyempurnakan agama seorang muslimah, agar ibadahnya diterima dan diridhai Allah SWT,” jelas Ustaz Nanang di hadapan ratusan jamaah yang antusias.
Keistimewaan acara ini terlihat dari ragam peserta yang hadir, mulai dari generasi praremaja hingga lanjut usia, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat setempat akan pentingnya pemahaman fikih thaharah yang benar sebagai fondasi ibadah sehari-hari.
Menutup rangkaian acara, Dewan Penasihat DPW LDII Provinsi Jambi, KH. Nurhamid Hadi, S.Pd., memberikan wejangan spiritual tentang keutamaan menuntut ilmu. Beliau mengutip sebuah hadis yang masyhur, “Tholabul ‘ilmi faridhotun ‘ala kulli muslimin,” yang artinya menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim.
“Setelah mengkaji dan mengkhatamkan Kitab Thoharoh, semoga ke depannya warga LDII Pasir Putih lebih aware terhadap hukum suci dan najis. Mari kita ambil hikmah dari setiap ilmu yang telah kita pelajari selama ini, untuk kemudian diamalkan dalam keseharian,” pesan Kiai Nurhamid penuh hikmah.
Sebagai bentuk rasa syukur, acara ditutup dengan santapan bersama berupa bakso hangat dan es sirup yang disediakan panitia. Momen sederhana ini semakin mempererat ukhuwah dan menambah kehangatan suasana kebersamaan.
Kegiatan khataman ini diharapkan tidak menjadi titik akhir, melainkan motivasi untuk melanjutkan kajian kitab-kitab lain yang lebih dalam, sehingga terwujud komunitas Qur’ani yang utuh, dimulai dari pemahaman thaharah yang benar sebagai landasan ibadah yang sah.