LDII Jambi Rajut Peradaban Hijau, Santri Tawakkal jadi Pelopor Islam Ramah Lingkungan di Perkemahan CAI

Muaro Jambi (3/8). Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII Jambi menggembleng generasi muda alumni Ponpes Tawakkal untuk wujudkan Islam rahmatan lil alamin melalui aksi nyata pelestarian lingkungan dan kedaulatan pangan.

Ketua DPW LDII Jambi, Rahmat Nuruddin, S.Kom., menegaskan hal ini saat membuka Perkemahan Cinta Alam Indonesia (CAI) di Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Provinsi Jambi, Desa Pondok Meja, Kecamatan Mestong, Muaro Jambi, Minggu (2/8).

Didampingi Sekretaris H. Mansur, S.H., M.M., dan tokoh pemuda Sofyan Hadi Iswanto. Rahmat menekankan bahwa nilai Islam sebagai rahmat semesta harus diaktualisasikan melalui gerakan konkret.

“Pelestarian lingkungan dan kedaulatan pangan adalah jalan mewujudkan Islam rahmatan lil alamin. LDII sebagai ormas berjaringan luas memiliki tanggung jawab memelopori hal ini,” tegasnya dihadapan 95 peserta.

Ditempat yang sama, Sofyan memaparkan bukti kontribusi LDII, termasuk program pelatihan pemilahan sampah dan ecoprint pada Hari Peduli Sampah Nasional 2023.

“Ini bagian dari dukungan nyata terhadap kebijakan pemerintah sekaligus pendidikan karakter berbasis lingkungan, kedepannya, akan banyak aksi nyata yang kita terapkan di  Jambi,” jelas pria kelahiran Malang itu.

H. Mansur juga turut berpesan pada generasi muda yang hadir, platform dakwah LDII akan dioptimalkan untuk menyebarkan etika konservasi dalam perspektif Islam. Menurutnya Pengelolaan sumber daya secara bijak adalah bentuk ibadah kontemporer.

Ketua Pelaksana, Rifki Dawam berharap kegiatan ini memantik aksi berkelanjutan, setiap peserta dituntut untuk memberikan aksi nyata saat kembali ke wilayahnya.

“Perkemahan CAI bukan seremonial, tapi titik tolak lahirnya kader lingkungan yang mengaktualisasikan Islam sebagai pembawa kesejahteraan alam semesta,” harapnya.

Di antara gemerisik dedaunan Bapeltan Jambi, 95 tangan menyatukan tekad: merajut peradaban hijau yang memadukan kesalehan ritual dengan kesalehan ekologis. Mereka adalah manifestasi generasi yang tak hanya membaca ayat suci, tetapi juga “membaca” alam sebagai kitab terbuka yang harus dijaga kesuciannya.(ayr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *