Tanjung Jabung Barat (17/8). Dalam upaya nyata menyongsong Indonesia Emas 2045, Pimpinan Cabang (PC) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kecamatan Kuala Tungkal terus menggencarkan pembinaan terhadap generasi penerus dari berbagai jenjang usia. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin dan terstruktur, menyasar tiga kelompok usia: anak-anak (cabe rawit), pra remaja hingga remaja (SMP-SMA), dan usia mandiri (mahasiswa ke atas).
Pembinaan tersebut berlangsung pada Senin (11/07) di Tanjung Jabung Barat, dengan antusiasme tinggi dari para peserta maupun pembina. Kegiatan ini tidak sekadar pengajian biasa, namun menjadi bagian dari visi besar LDII dalam mencetak generasi unggul yang siap membawa bangsa menuju masa depan gemilang.
“Pengajian cabe rawit kami gelar setiap minggu. Anak-anak diajarkan membaca Iqro, praktik salat, serta hafalan doa-doa harian. Tujuannya, membentuk fondasi keislaman yang kokoh sejak dini,” ungkap Ustadz Qolun, salah satu pembina kelompok usia anak-anak.
Lebih dari sekadar pembelajaran asrama, program pembinaan ini juga menanamkan 29 karakter luhur yang menjadi pedoman DPP LDII. Karakter tersebut mencakup nilai-nilai spiritual, intelektual, dan sosial, seperti jujur, amanah, hemat, rukun, kerja sama, hingga mandiri.
“Ini adalah bentuk komitmen kami dalam mencetak generasi yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tapi juga kuat secara moral dan sosial,” ujar Suhardi, Dewan Penasehat PC LDII Kuala Tungkal. “Kami ingin mereka tumbuh menjadi pribadi yang mampu menjadi teladan di lingkungan masing-masing.”
Setiap kelompok usia mendapatkan pendekatan pembinaan yang sesuai. Untuk remaja, materi difokuskan pada pendalaman ilmu agama dan pembentukan jati diri. Sedangkan bagi usia mandiri, pembinaan diarahkan agar mereka mampu tampil sebagai pemimpin muda dan kontributor aktif dalam masyarakat.
Dengan pendekatan bertahap dan konsisten, PC LDII Kuala Tungkal optimis bahwa para generasi muda yang dibina saat ini akan menjadi bagian penting dari pilar Indonesia Emas 2045.
“Kalau generasi kita kuat akhlaknya, matang spiritualnya, dan cerdas pikirannya, maka impian besar bangsa akan jadi kenyataan,” tutup Suhardi dengan penuh semangat.